Sumber Foto : Net |
Perpolitikan di Indonesia secara bertahap telah memasuki era baru. Di zaman yang semakin canggih dan serba digital membuat skema gerakan politik mulai berubah. Kebebasan berpendapat juga kian meningkat, dibandingkan dengan zaman dulu, kritikan hanya bisa dilakukan oleh aktivis-aktivis yang nekat.
Hanya saja, perubahan zaman selalu diiringi dengan kelebihan dan kekurangan. Kebebasan berpendapat yang diharapkan mempunyai manfaat yang diikuti dengan solusi, malah kebablasan menjadi ujaran-ujaran non empiris tak ber-etika.
Sering kita lihat ujaran-ujaran yang bersifat propaganda dengan konten yang penuh akan unsur fitnah dan kebencian bermunculan. Padahal, sejatinya Bangsa Indonesia adalah bangsa yang bermoral, toleran, dan punya sikap tenggang rasa yang tinggi.
Media sosial merupakan wadah digital paling vital dan marak ditemukan konten-konten ngaur seperti demikian, apa lagi di tahun politik seperti sekarang ini, banyak akun Buzzer yang menjadi subjek gerakan yang bertujuan politis. Sangat berbahaya apabila konten politis tersebut dibungkus dengan sesuatu yang berbau SARA, fitnah dan ujaran kebencian yang berpotensi memicu emosi masyarakat dan timbulnya disintegrasi.
Akun-akun Buzzer, entah yang dibayar ataupun mungkin sukarela, terkadang tidak hanya memuat pesan promosi dan pencitraan jagoan politik yang didambakan. Malah jika diperhatikan, lebih banyak diantara mereka yang melakukan propaganda dengan memuat konten/pesan yang sifatnya menjatuhkan atau merusak citra dan integritas lawan politik. Bermacam jenis konten/pesan, mulai dari foto, video, teks/caption, dan komentar-komentar yang sifat nya saling menjelekkan dan menuding.
Mengapa di media sosial ??
Jawaban nya sederhana, karena media sosial adalah wadah tempat berkumpul para penikmat informasi di zaman sekarang. Bahkan media berita bisa saja kalah saing jika membandingkan masalah pengunjung dan peminat, meskipun kredibilitas informasi yang didapatkan di medsos sangat kecil. Hal ini tentunya menjadi dasar para Buzzer untuk berjualan produk-produk politik yang kebanyakan negatif, karena simpel dan lumayan efektif.
Saling menuding, adu nyinyir, dan singgung-menyinggung di medsos jadi trend perpolitikan jaman sekarang. Bukan hanya Buzzer, tidak jarang ada juga beberapa tokoh politik yang ikutan bercuit ria di dunia maya. Memberikan narasi-narasi negatif dengan harapan bisa melumpuhkan elektabilitas lawan.
Mengapa hal tersebut terjadi ??
Mungkin karena kehilangan ide dan gagasan solutif, atau bisa juga karena menimbang karakter masyarakat yang tidak gampang lagi disuguhi oleh janji-janji politik. Oleh sebab yang demikian, mungkin lebih efektif apabila memulai gerakan dengan menjatuhkan lawan. Cukup simpel bukan.
Bagaimana skema politik yang seharusnya ??
Skema yang lebih menarik apabila aktor-aktor politik lebih konsentrasi kepada pendeketan diri kepada rakyat secara berjenjang dan berkala, sehingga kepercayaan rakyat terhadap produk dan aktor politik lebih terukur secara jelas. Sebab masyarakat telah lebih mengenal produk dan aktor politik lebih dahulu sebelum pemilu di mulai. Cium dan rasakan keluhan rakyat lalu sampaikan solusi.
Comments
Post a Comment