Sumber foto : Net |
Wahai aku,
Kesusahan dan kerusakan diriku kau acuhkan,
Padahal aku adalah kau.
Wahai aku,
Penuh harta tertanam dalam tubuhku,
Namun kau kuras dan sia-siakan sendirian,
Padahal aku adalah kau.
Wahai aku,
Mengapa tubuhmu bukan milikku, tapi mereka,
Padahal aku adalah kau, kau adalah aku.
Wahai aku,
Mengapa tubuh ini hanya dinikmati oleh kau,
Bukan kita, bahkan mereka.
Padahal aku dan kau adalah kita, bukan mereka juga kalian.
Mengapa demikian wahai aku,
Apa karena aku hanya sebagian kecil dari kita,
Sehingga aku dan kau terpaut jauh perlakuan dan hajatnya.
Padahal kau dan aku adalah kita,
Meski berbeda tetap satu.
Wahai aku,
Kau terlalu rakus, egois dan sadis.
Kau makan tubuh ini sendirian,
Kau juga biarkan mereka menjamahnya,
Kau jual untuk kepuasan sendiri,
Tanpa pernah memikirkan kita.
Kata apa yang pantas ku tujukan padamu wahai aku,
Bahkan binatang pun tak pernah menggerogoti tubuhnya sendiri,
Memperkosa tubuhnya sendiri.
Memikirkan kau wahai aku, membuat ku menilai binatang lebih manusiawi.
Penulis : Sepri Sumartono
Comments
Post a Comment