Skip to main content

Posts

Rayuan Seorang Perindu

Recent posts

Anjing-anjing Buta

Sumber Foto : Net Sering bertemu banyak anjing, Tapi uniknya, mereka semua buta. Meski buta, anjing-anjing ini beraktivitas seperti biasa, Menggonggong dan menjilat agar dapat makanan. Ada yang dipelihara oleh seorang majikan, Jinak, menjilat jika lapar, menggonggong ketika diperintahkan. Ada juga yang liar, tak dipelihara bukan karena tak jinak, Tapi badannya kotor dan berpenyakitan Tentunya tak dapat diandalkan. Hewan-hewan ini buta, Mereka tak melihat apa-apa kecuali tulang dan majikannya, Duduk tampak bodoh sembari menunggu diperintahkan. Mereka juga tak bisa melihat hewan-hewan lain yang kesulitan, Jika ada ayam mati kelaparan di depannya, mereka hanya mengendus, Jika ada sapi yang terjebak di lubang mereka hanya menggaruk-garuk leher. Memang, sesungguhnya mereka itu buta dan anjing.

Aku dan Dunia

Sumber foto : NET Aku membenci dunia, Seperti aku membenci diriku sendiri, Aku merayu dunia untuk merayu ku, Dunia merayu ku untuk mengejarnya, Aku mengejar dunia agar ia menghampiri ku, Ia menghampiri ku agar aku tergila-gila padanya, Dunia tak ingin aku berhenti mengejar,  Padahal sesungguhnya aku yang tak ingin, Mengorbankan kaki dan tangan demi emas, Mengorbankan mata dan telinga demi kekasih, Mengorbankan hati dan nurani demi kasta, Jika aku berhenti dunia ini yang akan mengejar, Jika aku mengejar maka dunia lah yang akan berlari, Sesungguhnya, Aku mencintai dunia, Dengan cara menyakiti diriku sendiri.

Aku, Kau, Kita, Mereka, Kalian dan Binatang

Sumber foto : Net Wahai aku,  Kesusahan dan kerusakan diriku kau acuhkan, Padahal aku adalah kau. Wahai aku, Penuh harta tertanam dalam tubuhku, Namun kau kuras dan sia-siakan sendirian, Padahal aku adalah kau. Wahai aku, Mengapa tubuhmu bukan milikku, tapi mereka, Padahal aku adalah kau, kau adalah aku. Wahai aku,  Mengapa tubuh ini hanya dinikmati oleh kau, Bukan kita, bahkan mereka. Padahal aku dan kau adalah kita, bukan mereka juga kalian. Mengapa demikian wahai aku, Apa karena aku hanya sebagian kecil dari kita, Sehingga aku dan kau terpaut jauh perlakuan dan hajatnya. Padahal kau dan aku adalah kita,  Meski berbeda tetap satu. Wahai aku, Kau terlalu rakus, egois dan sadis. Kau makan tubuh ini sendirian, Kau juga biarkan mereka menjamahnya, Kau jual untuk kepuasan sendiri, Tanpa pernah memikirkan kita. Kata apa yang pantas ku tujukan padamu wahai aku, Bahkan binatang pun tak pernah menggerogoti tubuhnya sendiri, Memperkosa tubuhnya sendiri. Memikirkan kau wahai aku, membuat ku men

Negeriku yang Hebat

Sepri Sumartono Hanya di Negeriku, kekayaan bisa dibagi-bagi, Sumber daya alam tak kami keruk sendiri, Sungguh baik, Pemimpin kami ajak bangsa lain, Bersama-sama nikmati hasil, Tak serakah bukan ?? Hanya di Negeriku, Pemandangannya sangat indah, Ada aneka ragam dusta, Yang selalu mewarnai fakta, Negeri kami punya kue khas, Yang dilestarikan turun temurun, Namanya korupsi, kolusi dan nepotisme, Yang sering dibagi-bagi, Bahkan terkadang jadi rebutan, Kami juga punya karnaval musiman, Yang diselenggarakan setiap 5 tahun sekali, Ada dagelan dan pameran wayang, Tapi sayang, karcisnya terlalu mahal, Datang lah ke Negeriku ini, Ku pastikan kau tak akan merugi, Bahkan harta kami bisa kau bawa pergi, Tanpa perlu banyak basa-basi, Jika kau sudah tahu, Jika kau sudah terhibur, Jika kau sudah bisa simpulkan, Ini negeri yang hebat bukan ??

Raja di Tanah Demokrasi

Sumber : NET Ia Sang Raja di tanah demokrasi, Memimpin dengan gaya monarki, Antikritik dan mudah membenci, Selalu ingin berkuasa sendiri, Jangan sampaikan saran kepada nya, Kata kan saja kebijakannya sudah baik, Jangan pula kau kritisi dia, Sebut saja ia pemimpin yang sempurna, Semua yang mengkritik akan dicap penjahat, Semua yang memuji akan dianggap pahlawan, Lalu pilah-pilih masyarakat dan kelompok, Kemudian atur dan siasati, Agar nanti berkuasa lagi, Bagi raja, 5 tahun tidak lah cukup, Kuasai satu tidak lah puas, Biar lah ia ambil semuanya, Hingga mati bersama tahta, Raja di tanah demokrasi, Tidak melayani, tapi perintah, Tidak kenal mitra, tapi pesuruh, Tidak punya rakyat tapi jelata.

Ahli Kesehatan Masyarakat Harus Jadi Ujung Tombak Penanggulangan Corona

Sumber : Net Opini. Tidak hanya Dokter dan Perawat, Tenaga Kesehatan Masyarakat juga harus ambil andil dalam penanggulangan Pandemi Corona di daerah masing-masing.  Hanya memfokuskan pelayanan kesehatan ditingkat medis atau pengobatan dan rehabilitasi akan membuat masalah ini menjadi bom waktu yang siap meledak kapan pun. Hal tersebut bisa terjadi karena rantai penyebaran virus yang tidak terhenti secara signifikan dan masif, sedangkan korban terus bertambah dan alat-alat medis dan Pelindung Diri (APD) untuk tenaga kesehatan di Rumah Sakit terus berkurang. Hal berbeda akan terjadi apabila Tenaga Kesehatan Masyarakat juga difokuskan untuk bekerja memutuskan rantai penyebaran Virus Covid-19 ini. Tenaga Kesehatan Masyarakat tentu akan fokus pada tahap Promosi Kesehatan dan Upaya Preventif. Salah satu contoh upaya Promosi Kesehatan adalah pemberian informasi seputar Virus Covid-19 kepada masyarakat agar mereka lebih paham dan mengerti akan bahaya dan cepatnya penularan Virus t